Minahasa, TabeaNews – Mengangkat Tema “Walking with Jesus,” SMP Katolik Stella Maris Tomohon menggelar kegiatan rekoleksi bagi siswa-siwsi kelas 8, yang dilaksanakan di Pertapaan Karmel Tampusu selama dua hari satu malam.
Kegiatan ini dibagi dalam dua gelombang, yang diikuti oleh 185 murid dari kelas 8A – 8G. Gelombang pertama dilaksanakan pada Jumat – Sabtu (03 – 04 Mei) dan dilanjutkan dengan gelombang kedua pada Sabtu – Minggu (04 – 05 Mei). Kepala Sekolah, Yoyo Prasetyo, mengatakan kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tahun, bertujuan untuk membangun karakter dan spirual peserta didik supaya menjadi anak-anak bangsa yang siap menuju generasi emas.
“Sesuai dengan Motto Yayasan Esa Ene, ‘Berkarakter untuk Hidup’, maka salah satu kegiatan untuk mendukung motto tersebut, yaitu dengan kegiatan rekoleksi ini,” kata Kepala Sekolah Yoyo. “Kegiatan ini lebih kepada pengolahan spiritualitas dan karakter para peserta didik untuk menggali diri dan merefleksikan kembali hal-hal positif dalam diri mereka, serta materi-materi yang didapat bisa memotivasi mereka menjadi lebih baik,” lanjutnya.
Senada dengan hal tersebut, Priska Ivanna Woi, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, yang juga selaku penanggung jawab rekoleksi, menjelaskan bahwa kegiatan ini dimaksudkan untuk anak-anak kelas 8 melihat kembali atau merefleksikan kembali bagaimana spiritual mereka, bagaimana kehidupan rohani mereka, sehingga dalam asesmen penaikan kelas nanti mereka lebih siap lagi baik secara fisik maupun secara mental.
Sementara itu, pemateri datang dari Tim Suster Pertapaan Biara Karmel Tampusu. Materi dibagi dalam tiga sesi, di antaranya: “Melihat Kembali Berharganya Saya di Mata Tuhan”, “Saya itu Unik, Saya itu Spesial”, dan “Walking with Jesus.”
Di sesi-sesi tersebut diselingi dengan adorasi dan penyembuhan luka batin. Berkaitan dengan penyembuhan luka batin, peserta didik diajak dalam keheningan untuk melihat kembali bagaimana kondisi mental, masalah dalam keluarga maupun di lingkungan sekolah, kemudian berefleksi bersama dan menyadari bahwa kehadiran Yesus itu sungguh nyata, sehingga kegiatan penyembuhan luka-luka batin itu secara spontan bisa dialami, bisa dirasakan oleh para peserta didik.
Tanesha Maria mengungkapkan kesannya, bahwa ia sangat bahagia bisa terlibat dalam kegiatan ini, banyak hal yang ia dapatkan dan pelajari, terlebih dalam hal bagaimana tentang perjalanan hidup jika berjalan dengan Tuhan.
“Berjalan dengan Tuhan itu tidak selalu mudah, tetapi sudah pasti menuju akhir yang bahagia,” ungkap siswi kelas 8E yang biasa disapa Nesa.
Ng Astinovya Etheldreda yang lebih dikenal dengan panggilan Viyi, juga turut menceritakan pengalamannya, bahwa ini kali pertama ia mengikuti kegiatan rekoleksi seperti ini, banyak pengalaman unik yang ia alami dan ia merasa sangat-sangat teberkati.
“Kegiatan ini sangat seru, selain kami sama-sama bergembira-tertawa, ada sesi yang juga membuat kami sampai menangis, yang entah bagaimana air mata itu sampai menetes dengan sendirinya,” kata Viyi.
Perihal pengawasan, bidang kesiswaan bekerja sama dengan pembina OSIS untuk mengawasi peserta didik di saat rekoleksi dan bersama wali-wali kelas untuk mendampingi mereka mulai dari kegiatan pembukaan hingga penutupan.
Sesuai dengan tema “Walking with Jesus” para peserta didik diharapkan bisa menyadari bahwa mereka tidak sendirian, bahwa dalam pendidikan maupun perjuangan mereka berjalan bersama Yesus, sekaligus diharapkan mereka bisa menyadari bahwa mereka itu sangat berharga baik di mata orang tua, lingkungan, terlebih bagi diri sendiri.