Tabeanews, Watumea – Suasana sakral mewarnai perayaan HUT ke-151 Gereja GMIM Galilea Watumea, di mana Penjabat Bupati Minahasa, Jemmy S. Kumendong, turut serta dalam ibadah bersama, pada Minggu (10/12).
Gedung gereja bersejarah yang dibangun 95% dari kayu ini kini merupakan Cagar Budaya, yang berbicara bukan hanya tentang sejarah, tetapi juga tentang iman yang telah bertumbuh dan diwariskan selama lebih dari satu setengah abad.
Dalam ibadah yang dipimpin oleh Pdt. Heski Manus, M.Th, dengan pembacaan ayat Yesaya 8:23 – 9:1-6, jemaat disuguhi pengalaman ibadah yang unik dengan penggunaan bahasa daerah. Selaras dengan aromanya yang menyeruak, khadim ibadah menekankan pentingnya kepulangan Sang Raja Damai dalam masa Advent kedua.
“Namun, tidak sekedar benda, tetapi narasi iman, doa, puji, sembah, sukacita dan syukur dinaikkan dari gedung gereja ini. Kita merenung di masa Advent kedua ini menanti Dia yang akan datang. Kita belajar predikat yang melekat pada Dia Sang Raja Damai,” ucap Khadim Pdt Heski Manus dalam khotbahnya.
Sementara itu, Bupati Kumendong memuji keautentikan gereja dan mengajak jemaat untuk terlibat aktif dalam pelestariannya. Ia juga menyoroti pentingnya peran bahasa daerah dalam menjaga identitas asli Minahasa, sekaligus menyerukan semangat pluralisme dan toleransi, khususnya menjelang pesta demokrasi.
“Pertama, situasi dan kondisi masih sangat alami dan telah ditetapkan sebagai Cagar budaya. Perlu peran serta semua jemaat untuk menjaga keberadaan dan terpelihara. Kedua, penggunaan bahasa daerah dalam peribadatan. Hal ini mempertahankan budaya sekaligus jati diri kita sebagai Tou Minahasa,” ungkap Bupati Kumendong.
Dalam kesempatan ini, Bupati juga mengimbau jemaat untuk menjaga esensi Pemilu yang sehat, tidak terpancing berita palsu dan mengedepankan pikiran yang bijak dalam memilih pemimpin. Di samping itu, beliau menggarisbawahi semangat ketangguhan komunitas, yang meski sempat terpukul oleh kemarau dalam sektor pertanian, tetapi dapat teratasi dengan kerja keras bersama.
Peringatan yang penuh gairah dan sukacita ini juga dihadiri oleh pejabat pemerintahan setempat, pelayan khusus, tokoh agama dan masyarakat, hingga anggota legislatif, semuanya menyatu dalam kebersamaan untuk merayakan momen bersejarah ini. Gereja GMIM Galilea Watumea bukan hanya simbol kekuatan spiritual, tetapi juga sebagai bukti dari kemakmuran budaya dan tradisi yang kaya.
Acara ini menutup dengan seruan kuat Bupati Kumendong bagi masyarakat untuk terus mengambil bagian aktif dalam berbagai program pemerintah demi kemajuan bersama. Euforia dan harapan bercampur baur, memancarkan energi positif di mana jemaat GMIM Galilea Watumea dan seluruh hadirin berjanji untuk memelihara warisan ini dengan penuh tanggung jawab dan cinta. (Nv)