Tondano, Jamkesnews – Melky Rony Paath (45), salah satu petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Minahasa tengah menghadapi penyakit hipertensi. Tekanan darah tinggi atau hipertensi, menjadi salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia, terutama di kalangan usia dewasa dan lanjut usia. Seseorang dianggap menderita tekanan darah tinggi jika hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih, dan tekanan diastolik 90 mm Hg atau lebih. Gejala yang mungkin muncul termasuk nyeri pada tengkuk atau leher, sakit kepala parah disertai mual, nyeri dada, dan kesulitan bernapas.
Saat ditemui di Rumah Sakit Sam Ratulangi, tempat dirinya bertugas, Melky membagikan pengalamannya ketika menjalani rawat inap selama 3 hari di rumah sakit, hari akibat hipertensi. Ia menceritakankan, bahwa kegiatannya yang melelahkan kadang membuatnya mengabaikan kondisi tubuhnya sehingga dirinya mengalami gejala hipertensi dan dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Sam Ratulangi Tondano.
“Sebelumnya saya tidak menyadari bahwa saya mengalami tekanan darah tinggi. Mungkin karena pekerjaan berat, saya merasa drop, dan akhirnya masuk IGD rumah sakit. Saya baru tahu tekanan darah saya sangat tinggi,” Kata Melky.
Melky mengungkapkan, selama menjalani pengobatan di Rumah Sakit Sam Ratulangi Tondano mulai dari masuk IGD hingga mendapatkan ruang perawatan, dirinya mendapatkan pelayanan yang memuaskan dari dokter dan perawatnya.
“Ini pengalaman pertama saya menggunakan JKN di rumah sakit. Saya mendapatkan perlakuan yang baik dari dokter dan perawatnya. Mereka memberikan pelayanan yang ramah dan juga cepat” Ungkap Melky
Setelah beberapa hari perawatan di rumah sakit, Melky harus rutin kontrol di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) terdaftar yaitu dr. Elfrida Manullang atau rumah sakit untuk mendapatkan obat penurun tekanan darah yang harus diminum secara rutin. Pola makan dan aktivitas sehari-hari juga harus diatur.
“Saya harus menjaga dan mengatur pola hidup, disamping harus mengkonsumsi rutin obat penurun tekanan darah yang saya peroleh dari fasilitas kesehatan dan paling terpenting saya tidak perlu khawatir tentang biaya kontrol ke dokter karena sudah memiliki kartu JKN. Semuanya gratis, saya tidak mengeluarkan biaya sejak dirawat di rumah sakit dan kontrol hingga pengambilan obat rutin setiap bulan,” cerita Melky
Melky terdaftar sebagai peserta JKN segmen Peserta Penerima Upah Penyelenggara Negera (PPU-PN) yang iurannya dipotong langsung dari gaji setiap bulannya. Dirinya merasa bangga telah tercover dalam Program JKN, melalui program ini ia beserta keluarga memiliki jamanin kesehatan mudah dan bagus.
“Saya bangga terdaftar Program JKN, menurut saya program pemerintah ini telah memberikan dampak yang besar bagi terselenggaranya jaminan kesehatan bagi masyarakat Indonesia termasuk saya dan keluarga”.
Disamping itu, BPJS Kesehatan terus berupaya memberikan kemudahan bagi peserta JKN melalui kanal-kanal layanan JKN non tatap muka antara lain aplikasi Mobile JKN, Pelayanan Melaui Whatsapp (Pandawa), Care Center 165.
“Pelayanan JKN juga semakin mudah, tidak perlu datang ke kantor BPJS Kesehatan sudah bisa diakses melalui layanan digital” Ujar Melky
Menutup perbincangan, Melky menyampaikan apresiasi kepada BPJS Kesehatan yang telah sukses menyelenggarakan Program JKN. Ia pun bersyukur karena menjadi bagian dari program ini. Kartu JKN yang diperolehnya sejak tahun 2014 memberikan ketenangan bagi dirinya dan keluarga ketika menghadapi penyakit, karena mereka sudah terlindungi JKN.
“Saya berharap program yang sangat baik ini terus berlanjut untuk memberikan perlindungan kesehatan kepada seluruh masyarakat dengan prinsip gotong royongnya. Sekali lagi terima kasih JKN,” tutup Melky. (FT/mg)