Manado – Pusat Studi Agama dan Demokrasi (PUSAD) Yayasan Wakaf Paramadina menggelar Diskusi Publik dalam rangka Memperkuat Mediasi, Memperkokoh Kerukunan Diskusi Publik Pengarusutamaan Mediasi, dirangkai dengan Pengukuhan Pengurus Wale Mediasi Kota Manado.
Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Serbaguna Kantor Walikota Manado selama tiga hari, Selasa – Kamis (11-13/02).
Dalam sambutannya, Ketua PUSAD, Ihzan Ali-Fauzi, menjelaskan bahwa PUSAD adalah bagian dari Yayasan Paramadina yang melakukan penelitian dan mengadakan kegiatan-kegiatan yang diharapkan bisa memperkuat toleransi.
“Konflik antar agama, antar etnis, intra agama, intra etnis, jelas tidak bisa dihindari. Konflik bukan sesuatu yang buruk, jika bisa dikelola dengan baik. Salah satu cara mengelolah konflik, yaitu dengan melakukan mediasi. Hanya saja, mediasi sering disalahgunakan untuk menundukkan pihak yang lemah kepada pihak yang kuat. Itu sebabnya perlu dilakukan lokalatih mediasi dengan harapan dapat melahirkan mediator-mediator yang bisa membawa perdamaian di kota Manado ini,” jelas Ketua PUSAD.
Mewakili Walikota Manada, Andre Angow, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Meiske Conny Lantu, mengukuhkan 30 Mediator di bawah naungan Wale Mediasi yang akan menjalankan tugas selama lima tahun 2025-2029.
Dalam sambutannya, Lantu, mewakili pemerintah kota Manado mengucapkan selamat bertugas kepada 30 orang mediator yang baru saja dikukuhkan dan menyambut baik lokalatih mediasi yang diselenggarakan oleh PUSAD.
“Kerukunan hadir dari interaksi antar masyarakat yang berpikiran terbuka. Dinamika kehidupan tidak lepas dari pandangan kepentingan yang berpotensi menimbulkan konflik. Untuk itu perlu adanya para mediator untuk memperkuat peran mediasi demi menciptakan lingkungan yang damai. Semoga Wale Mediasi dapat menjadi gardah terdepan dalam perannya sebagai mediator,” kata Lantu.
Hadir sebagai narasumber: Ismail Al-Alam (PUSAD Paramadina), Micler C. S. Lakat (Sekda Kota Manado) yang diwakili Meiske Conny Lantu (Kaban Kesbangpol), Ruth Ketsia Wangkai (Pengawas dan Pengurus PUKKAT), Edwin Moniaga (Universitas Sam Ratulangi/ Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat), Pastor Evaristus A. (Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng).