Tondano, Jamkesnews – Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat. Hal ini terlihat dari meningkatnya partisipasi masyarakat yang memanfaatkan program JKN untuk mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa khawatir terkendala beban finansial, Salah satu contohnya adalah Relly Antouw (57), warga Kelurahan Parentek, Kecamatan Lembean Timur, Kabupaten Minahasa, yang baru-baru ini menjalani operasi tumor di mata.
Ditemui tim jamkesnews saat Relly melakukan kontrol di Rumah Sakit Sam Ratulangi Tondano, selasa (20/12). Relly menceritakan pengalamannya saat menggunakan kartu JKN untuk operasi tumor yang ada dibagian mata. Dirinya mengaku operasi berjalan lancar tanpa kendala karena semua biaya ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
“Awalnya, saya mengira benjolan di mata hanya hal biasa, namun ternyata benjolannya terus membesar, dan ketika saya menekannya, saya merasakan sakit yang luar biasa. Bulan lalu, saya segera memeriksakan diri ke Puskesmas Seretan dan dirujuk ke Rumah Sakit Sam Ratulangi Tondano, dikarenakan perlu penanganan khusus, saya dirujuk lagi ke Rumah Sakit Umum Provinsi Prof. Dr. R.D Kandou Kota Manado” ungkap Relly.
Tumor mata merupakan hasil dari pertumbuhan sel yang tidak normal di dalam mata. Kondisi ini dapat memengaruhi berbagai bagian mata, mulai dari kelopak mata hingga lapisan terdalam bola mata. Sifat tumor mata dapat bervariasi, bisa bersifat ganas atau jinak, tergantung pada kemampuannya untuk menyebar ke bagian tubuh lain.
Gejala tumor pada mata dapat mencakup sejumlah tanda yang perlu diperhatikan. Beberapa di antaranya termasuk mata menonjol, mata yang tampak merah, pembengkakan mata, sensasi gatal dan panas, serta gangguan penglihatan. Mengetahui gejala-gejala ini penting agar kondisi dapat didiagnosis dan dikelola dengan tepat.
Penyebab dari tumor mata dapat bervariasi, termasuk faktor genetik, paparan radiasi, atau kondisi medis tertentu. Pada umumnya, penanganan tumor mata melibatkan pendekatan medis yang disesuaikan dengan sifat dan ukuran tumor, termasuk pilihan perawatan seperti pembedahan, radioterapi, atau kemoterapi.
Relly mengungkapkan bahwa selama proses pengobatan tumor mata di Puskesmas Seretan, Rumah Sakit Sam Ratulangi Tondano, dan Rumah Sakit Umum Provinsi Prof. Dr. R.D Kandou Kota Manado, ia tidak merasakan adanya perbedaan perlakuan antara pasien. Semua pasien, tanpa memandang status JKN atau pasien umum, mendapatkan perawatan yang sama baiknya. Selain itu, proses rujukan yang cepat dan efisien memastikan bahwa pasien tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan perawatan yang diperlukan.
“Sebelum mengalami sakit seperti sekarang ini, saya dan keluarga sudah terdaftar sebagai peserta JKN karena mengetahui manfaatnya ketika membutuhkan pelayanan kesehatan. Sekarang saya sudah membuktikan sendiri pelayanan JKN itu sangat mudah dan cepat, serta torang pasien JKN tidak dibedakan dengan pasien umum,” ungkap Relly.
Relly berharap agar Program JKN-KIS terus berlanjut dan memberikan manfaat bagi masyarakat yang membutuhkannya. Program ini tidak hanya memberikan akses kepada mereka yang kurang mampu, tetapi juga menciptakan kesetaraan dalam pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia.
“Saya ucapkan terima kasih kepada BPJS Kesehatan dan pemerintah yang telah membantu menjamin kesehatan masyarakat. Saya berharap Program JKN ini tetap ada karena sangat dibutuhkan oleh masyarakat, khususnya yang kurang mampu,” tutup Relly.
Dengan pengalaman positif seperti yang dialami oleh Relly, semakin jelas bahwa Program JKN telah menjadi penopang utama dalam memberikan perlindungan kesehatan yang merata dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia. Keberhasilan program ini terlihat dari partisipasi yang meningkat dan kesaksian nyata dari individu seperti Relly, yang kini dapat melanjutkan hidupnya tanpa beban finansial yang signifikan akibat biaya pengobatan. Program JKN bukan hanya sebuah layanan kesehatan, tetapi juga representasi nyata dari upaya pemerintah untuk menciptakan sistem kesehatan yang inklusif dan berkeadilan. (FT/mg)